Iklan

Kaligrafer Kaligrafer Bernama Yaqut



Artikel ini adalah tulisan Sholahuddin Munjid. Mengenai para kaligrafer kaligrafer bernama Yaqut.

Tujuan penulisannya adalah sebagai koreksi terhadap artikel beberapa penulis yang menurutnya kurang akurat dalam membedakan sosok Yaqut yang dimaksud. Seperti Syeikh Tohir Al Kurdi dalam kitab Tarikh Al Khat Al Araby yang mencampur adukkan antara Yaqut Yaqut ini. Juga ada al Jaburi dalam kitab al Khat al Araby al Islamy.

Sejarah kaligrafi Arab mengenal empat orang kaligrafer besar dengan nama yang sama yaitu Yaqut. Mereka ini juga hidup di abad yang sama yaitu abad ke tujuh hijriyah. Berikut ini adalah biografi singkat Yaqut Yaqut :
 

1.  Aminuddin Yaqut Al Maliki Al-Mushili


Yaqut kita yang pertama ini adalah yang paling awal wafatnya. Nama lengkapnya adalah Yaqut bin Abdullah ar-Ruumi al Mushili al Maliki. Nama al Maliki dinisbatkan kepada Sultan Maliksyah as Seljuqi. Gelar Yaqut yang ini adalah Aminuddin. Dia adalah seorang penulis, ahli nahwu dan ahli sastra. Pada masanya,  dia adalah satu satunya orang yang tulisannya indah mengikuti Ibnu al Bawwab. Tulisannya banyak beredar di masyarakat, dan mereka menghargai karya karyanya dengan sangat mahal. Ia menulis banyak naskah yang dikumpulkannya dalam jilid jilid. Satu jilid bisa laku seharga 100 dinar. 

Ia wafat di Mosul tahun 618 H.



2.  Muhadzdzibuddin, Yaqut ar Rumi


Berikutnya adalah Yaqut bin Abdillah ar-Ruumi yang gelarnya Muhadzdzibuddin. Ia juga seorang sastrawan dan penyair. Ia besar dan menempuh pendidikan di Baghdad. Ia menghafalkan Al Qur'an,  dan tekun mengikuti pendidikan di Madrasah Nidzomiyah. Ia banyak membaca buku buku agama dan sastra. Namanya lebih besar sebagai penyair daripada kaligrafer. Meski begitu tulisannya bagus dan rapi. Ia menulis diwan syairnya sendiri. Ia sempat berganti nama menjadi Abdurrahman. 

Ibnu Najjar berkata : Abu Durr (Yaqut) ini ditemukan wafat dirumahnya pada hari Rabu 15 Jumadil Ula tahun 622 H.

3.   Yaqut al Hamawi


Berikutnya adalah Yaqut bin Abdillah ar-Ruumi al Hamawi, dengan gelar Syihabuddin. Ia adalah seorang ulama besar, ahli sejarah kenamaan. Ia lahir di Romawi (Greek). Ibnu Khaliqan berkata : ia ditawan dari negerinya sejak kecil. Kemudian di beli oleh seorang pedagang bernama Askar bin Abi Nashr Ibrahim al Hamawi. Dari sini ia memperoleh tambahan al Hamawi dibelakang namnya. Yaqut ini disekolahkan oleh Askar agar nanti dia dapat membantu mencatat perdagangannya. Disekolah (kuttab) ia membaca ilmu nahwu dan ilmu bahasa. Kemudian hubungannya dengan Askar memburuk,  sehingga ia dibebaskan dari perbudakan dan dijauhkan dari Askar pada taun 596. Maka Yaqut menghidupi dirinya dengan menulis naskah dengan upah. Yaqut al Hamawi ini adalah seorang sejarawan besar. Ia meiliki karya karya terkenal antara lain kitab Mu'jamul Buldan, kitab Mu'jam Udaba', Mu'jam Syu'aro,  dan lain lain. Namanya lebih dikenal sebagai sejarawan daripada khattat. 


Al Mudziri berkata;  ...ia memiliki cita cita yang kuat dalam menuntut ilmu. Ia juga menulis dengan khat yang bagus. Wafat hari Ahad tanggal 20 Ramadhan 626 H. 


4.   Yaqut al Mustashimi

Yang terakhir adalah Yaqut bin Abdillah ar-Ruumi al Musta'shimi dengan gelar Jamaluddin.  Kepadanyalah kepemimpinan khat berujung. Biografi lengkapnya telah kami tulis disini : Yaqut Al-Musta'shimi, Kiblat Para Kaligrafer.


Dengan demikian ada empat Yaqut yang dibedakan dari gelarnya : Aminuddin,  Muhadzdzibuddin,  Syihabuddin,  dan Jamaluddin. Keempatnya adalah ahli kaligrafi dan ahli syair. Dan keempat empatnya adalah ulama. Dan yang mengherankan lagi, keempat empatnya memiliki kuniah Abu ad-Durr.


Demikian, mudah mudahan bermanfaat.


Article Top Ads

Central Ads Article 1

Middle Ads Article 2

Article Bottom Ads