Sejarah Tank, Kendaraan Tempur Lapis Baja Yang Tangguh dalam Medan Peperangan
Sebagai salah satu negara hebat, Indonesia juga tidak kalah dengan negara lain kalau soal kekuatan militernya. Bahkan menurut situs globalfirepower.com, Indonesia pernah menempati urutan ke-15 dari 136 negara dunia dengan militer terkuat pada tahun 2018 lalu. Beragam mesin perang modern mulai dari alustsista darat, laut maupun udara juga telah dimiliki Indonesia untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.
Salah satu dari ragam mesin perang tersebut yaitu tank atau kendaraan lapis baja (Armoured Fighting Vehicle, AFV) yang memiliki lapisan pelindung baja berat serta dipersenjatai dengan senjata api. Tidak main-main, Indonesia melalui PT Pindad (Persero) juga telah berhasil memproduksi kendaraan tempur jenis ini yang hasil karyanya laris manis dijual ke negara-negara lain. Dua di antaranya yaitu Medium Tank Harimau dan Kendaraan Tempur Infantri 8x8.
via beritasatu.com, foto: PT Pindad |
Ngomong-ngomong tentang tank atau kendaraan lapis baja, sejak kapan sih kendaraan tempur ini mulai digunakan dalam pertempuran dan siapakah yang mengawalinya?.
Sejarah Tank
Dalam sejarahnya, keberadaan tank tidak bisa dilepaskan dari perkembangan iptek pada masa Perang Dunia hingga masa Perang Dingin. Pada dua masa ini, banyak bermunculan inovasi baru yang mengubah kehidupan peradaban umat manusia. Hanya saja, perkembangan Iptek pada masa tersebut lebih banyak ditekankan untuk kepentingan perang dan sains. Inovasi iptek banyak diimplementasikan dalam wujud kepentingan perang seperti pembuatan pesawat terbang, roket, eksplorasi antariksa, kendaraan lapis baja, hingga tenaga atom.
Penggunaan tank pada konflik perang Dunia I dan pada masa Perang Dunia II menunjukkan tanda-tanda yang sama sebagai tanggapan dari rangsangan kebutuhan militer yang mendesak. Tank merupakan salah satu peralatan tempur yang diandalkan dan teknologinya terus dikembangkan. Istilah tank (tangki) pertama kali muncul pada saat pembuatan pertamanya di pabrik-pabrik di Inggris. Guna merahasiakan pembuatannya, para pekerja saat itu diberitahukan bahwa mereka sedang membuat sebuah kendaraan pengangkut air beroda rantai.
Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utamanya yaitu pelindungnya yang biasanya dibuat dari lapisan baja yang berat, senjatanya berupa meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Tank merupakan senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern. Hal itu dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun dan efek mentalnya terhadap pasukan infanteri.
Penggunaan Tank di Medan Perang
Tank pertama kali dipakai pada Perang Dunia 1 untuk memecahkan kebuntuan perang parit. Kondisi pertempuran Perang Dunia I di Front Barat membuat Angkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyebrangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototipe tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915 dan digunakan oleh tentara Inggris dalam perang ketika Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916.
Selanjutnya, Prancis ikut mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917. Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melewati parit-parit yang lebar sekalipun.
Pada masa Perang Dunia II, tank merupakan peralatan tempur yang cukup diandalkan oleh AD Jerman dalam mendukung berbagai operasi militernya. Teknologi tank pun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tank-tank Jerman terlihat begitu superior dalam berbagai pertempuran dalam menghadapi tank-tank Sekutu. Tank-tank ringan seperti Panzer I dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam blitzkrieg. Namun, tank-tank ringan milik Jerman ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi melawan tank legendaris T-34 milik Uni Soviet.
Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adidaya mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank. Ditambah dengan ancaman perang nuklir dan kimia yang membuat tank dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya membuat tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya. (source: okezone, detikfinance, wikipedia)
Galeri Tank/ Kendaraan Lapis Baja Via Pixabay
Genrerating Link.... 15 seconds.
Your Link is Ready.