Sekilas Tentang Bahaya HIV/ AIDS dan Cara Kita Dalam Menyikapinya
Salah satu penyakit mematikan paling berbahaya pada abad ini adalah AIDS. Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ini diyakini berasal dari simpanse. HIV bermutasi dari SIV (simian immunodeficiency virus) yang menyerang simpanse. Penularan dari simpanse ke manusia dapat terjadi karena perburuan dan pembunuhan simpanse oleh manusia atau karena lalat sapi pengisap darah yang menjadi vektor virus ini.
Pengertian HIV/ AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome atau sindrom runtuhnya kekebalan tubuh. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi HIV. HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya terus menurun secara drastis. Bahkan kuman yang bagi orang biasa tidak menimbulkan penyakit, pada penderita HIV dapat mengakibatkan kematian.
HIV termasuk PMS (Penyakit Menular Seksual), karena salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi virus HIV. Cara penularan ini merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia dewasa ini.
Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es, yang tampak hanyalah permukaannya, namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Meskipun demikian, sebenarnya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan.
Cara Penularan HIV
Pada penderita AIDS, HIV terdapat pada seluruh cairan tubuhnya, tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah, dan cairan vagina. Adapun cara-cara penularannya adalah sebagai berikut:
- berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan dengan orang yang positif terinfeksi HIV.
- pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV.
- menerima transfusi darah yang tercemar HIV.
- ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkannya kepada bayi dalam kandungannya.
Tanda dan Gejala HIV AIDS
Setelah terjadi infeksi HIV, penderita biasanya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Barulah beberapa minggu sesudah itu, orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Penderita tetap merasa sehat dan secara fisik memang tampak sehat. Sering kali selama 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, pada tahun ke-5 atau tahun ke 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Penderita meninggal karena kekebalan tubuhnya sangat rendah sehingga mudah terserang oleh berbagai macam kuman penyakit.
Cara Menghindari HIV/AIDS
Adapun cara menghindari HIV/AIDS di antaranya adalah sebagai berikut:
- tidak berganti-ganti pasangan dan menghindari hubungan seksual di luar nikah.
- sedapat mungkin menghindari transfusi darah yang tak jelas asalnya.
- menggunakan alat-alat medis dan nonmedis yang terjamin steril.
Mitos Yang Salah Seputar HIV/AIDS
Beberapa contoh mitos yang salah seputar HIV/AIDS antara lain sebagai berikut:
- hubungan sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita tertular penyakitnya.
- bersalaman, menggunakan WC yang sama, tinggal serumah, menggunakan sprei yang sama dengan penderita HIV/AIDS dapat membuat kita tertular.
Pengobatan HIV AIDS
Sampai sekarang, belum ditemukan cara pengobatan yang tuntas. Perawatan yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.
Cara Mendeteksi HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat dideteksi dengan melakukan tes-tes darah sesuai tahapan perkembangan penyakitnya. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV, yang berarti ada HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan metode Elisa sebanyak 2 kali. Kemudian jika hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan metode western blot atau immunofluoresensi.
Cara Membantu Teman Yang Terkena HIV/ AIDS
Kita dapat membantu teman kita yang terkena HIV/AIDS dengan cara tetap memperlakukannya sebagai teman dan tidak mengubah sikap karena penyakitnya. Kita juga perlu memberi mereka dorongan semangat dan juga memperhatikan keterbatasan keadaan fisiknya dalam bergaul.
Genrerating Link.... 15 seconds.
Your Link is Ready.