Iklan

Mengenal Gurindam, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Meskipun zaman telah berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khazanah masyarakat tempo dulu banyak menyimpan keragaman budaya yang patut dilestarikan dan penting untuk kita pelajari. Masyarakat Melayu memang dikenal memiliki kekayaan budaya adiluhung yang kaya akan makna dan sarat akan ajaran serta pedoman hidup. Salah satu di antaranya yaitu apa yang disebut dengan gurindam. 

Mengenal Gurindam, Ciri-Ciri, dan Contohnya
credit image: kompas.com

Dilihat dari asal usulnya, Gurindam memang bukan kreasi murni masyarakat Nusantara (Melayu). Puisi ini diperkirakan awalnya berasal dari India (Tamil). Bahkan istilah gurindam juga berasal dari bahasa India "Kirindam" yang berarti mula-mula atau perumpamaan. Gurindam termasuk ke dalam puisi lama di samping pantun dan syair. 

Seperti halnya syair, pantun, dan puisi lama lainnya, gurindam terikat oleh berbagai persyaratan, seperti jumlah baris, rima akhir ataupun isinya. Gurindam biasanya terdiri dari dua baris yang berirama. Baris pertama umumnya berupa sebab (hukum, pendirian), sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau dugaan.

Walaupun merupakan warisan masyarakat lama, isi gurindam kebanyakan masih relevan dengan kehidupan sekarang. Hal ini dapat kita telusuri dari pesan dan amanat yang terdapat dalam gurindam tersebut. Salah satu Gurindam yang terkenal adalah kumpulan gurindam karangan pujangga Melayu Klasik, Raja Ali Haji, yang berjudul Gurindam Dua Belas. Gurindam tersebut terdiri atas dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam. 

Seperti halnya puisi-puisi lainnya, keindahan gurindam akan tampak apabila ia dibacakan. Untuk itu, bagi anda yang hendak mempelajarinya, perhatikanlah lafal dan intonasinya. Tandailah lebih dulu bagian-bagian gurindam yang dianggap sulit dalam pengucapannya.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah artinya. Sampaikanlah gurindam itu sesuai dengan maksudnya. Akan tetapi, karena pada umumnya gurindam berisikan ajaran, sampaikanlah gurindam-gurindam itu seperti halnya kita sedang menasihati orang lain jadi gunakanlah nada yang halus dan penuh kasih sayang.

Ciri-ciri dan Nilai-nilai Gurindam

Gurindam tergolong ke dalam puisi terikat. Oleh karena itu, bentuk yang satu dengan yang lainnya selalu sama. Kesamaannya itu tampak dalam jumlah baris di setiap baitnya serta rumus rima akhirnya. Ciri lain gurindam ada pada isinya, yaitu berupa ajaran ataupun nasihat. Meskipun kata-katanya singkat, tetapi isinya mengandung ajaran hidup yang begitu dalam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gurindam sarat dengan nilai pendidikan atau nilai keagamaan.

Banyaknya pesan merupakan salah satu ciri dari gurindam. Bahkan, pesan-pesan itu dinyatakan secara tersurat. Pesan-pesan itu misalnya tentang perlunya mengasihi sesama, pentingnya menaati ajaran agama, keutamaan mendidik anak, dan lain-lain. Pesan-pesan itu disampaikan secara halus dengan bahasa yang indah sehingga tidak terasa menggurui.

Contoh Gurindam:

"Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat
"

Maksudnya bahwa percuma saja memperoleh rezeki yang banyak jika kita tidak berzakat.

"Barang siapa berbuat fitnah,
Ibarat dirinya menentang panah
"

Maksudnya bahwa orang yang suka menyebar fitnah, hidupnya akan menderita. la akan mendapat tuduhan balik dari orang-orang yang difitnahnya itu.

Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji

Fasal 1

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang makrifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terperdaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat


Fasal 2

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji


Fasal 3

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi'il yang tiada senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi


Fasal 4

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah
Datang daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikit pun berbuat bohong 
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor

Di mana tahu salah diri
Jika tiada orang lain yang berperi

Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih


Fasal 5

Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


Fasal 6

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri   
Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi


Fasal 7

Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itulah tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur

Apabila mendengar akan khabar
Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar
Tiada boleh orang berbuat honar


Fasal 8

Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya khabar

Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa

Kejahatan diri sembunyikan 
Kebajikan diri diamkan

Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka


Fasal 9

Tahu pekerjaan tak baik tapi dikerjakan
Bukannya manusia ia itulah syaitan

Kejahatan seorang perempaun tua
Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda  
Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru


Fasal 10

Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan isteri dan gundik janganlah alpa
Supaya kemaluan jangan menerpa

Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil


Fasal 11

Hendaklah berjasa 
Kepada yang sebangsa

Hendaklah jadi kepala
Buang perangai yang cela

Hendak memegang amanat
Buanglah khianat

Hendak marah
Dahulukan hujjah

Hendak dimalui
Jangan memalui

Hendak ramai
Murahkan perangai  


Fasal 12

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagar duri

Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja

Hukum adil atas rakyat 
Tanda raja beroleh inayat

Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai 
Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta


Dikutip dari wikipedia dan situs rajaalihaji.com, Gurindam Dua Belas (Jawi: ڬوريندام دوا بلس) merupakan salah satu puisi Melayu lama hasil karya Raja Ali Haji, seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau. Gurindam ini ditulis dan diselesaikan Raja Ali Haji saat beliau berusia 38 tahun di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 H atau 1847 M.

Seperti terlihat di atas, karya ini terdiri dari 12 Fasal dan dikategorikan sebagai Syi'r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai Allah SWT. Selain itu, terdapat pula pelajaran dasar ilmu Tasawuf tentang mengenal "yang empat", yaitu syari'at, tarekat, hakikat, dan makrifat. Hasil karya Raja Ali Haji tersebut diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia, dengan huruf Arab dan diterjemahkan dalam Bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Article Top Ads

Central Ads Article 1

Middle Ads Article 2

Article Bottom Ads