Kata-Kata Bijak Imam Hasan Al Bashri Tentang Pentingnya Menghargai Waktu
via pixabay |
Masih berkaitan akan pentingnya menghargai waktu, kali ini kita akan coba merenungi beberapa untaian hikmah yang disampaikan oleh Imam Hasan Al Bashri, salah seorang Ulama Sufi yang banyak dinukil petuah-petuah bijaksananya. Beliau termasuk ke dalam golongan Tabi'in (generasi setelah sahabat) yang hidup pada masa awal kekhalifahan Bani Umayyah.
Hasan al Bashri (Abu Sa'id al-Hasan ibn Abil-Hasan Yasar al-Bashr) lahir di Madinah pada 642 M dan sempat menetap di rumah Ummu Salamah, salah seorang istri Rasulullah SAW. Saat berusia 14 tahun, Hasan bersama kedua orang tuanya pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. Dari sinilah Hasan kemudian mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri.
Sebagai generasi tabi'in, beliau pernah berguru kepada para sahabat terkemuka seperti Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abu Musa Al-Asy'ari, dan masih banyak lagi lainnya. Tidak heran beliau dikenal akan keluasan ilmunya baik dalam bidang fiqih, hadits, tafsir, maupun ilmu qiraah. Hasan Al Bashri kemudian menjadi guru di Basrah, Irak, dan juga mendirikan madrasah di sana.
Bagi pengamal tasawuf, Hasan Al Bashri juga merupakan tokoh sufi yang mendukung kuat nilai tradisional dan cara hidup zuhud. Menurut beliau, kehidupan dunia hanyalah perjalanan untuk ke akhirat, dan kesenangan dinafikan untuk mengendalikan nafsu. Tokoh besar Islam ini wafat di Basrah, Irak, pada hari jum'at 5 Rajab 110 H/728 M pada usia 89 tahun.
Untaian Hikmah Kata-Kata Bijak Imam Hasan Al Bashri
"Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan dari beberapa hari, bila berlalu satu hari maka berlalulah sebagian darimu. Dan bila sebagian sudah berlalu, maka dekat sekali akan berlalu semuanya."
"Waktu adalah salah satu karunia termahal yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Dengan waktu yang Allah berikan, manusia punya potensi dan peluang untuk melaksanakan berbagai aktifitas dalam kehidupannya."
“Tidak ada waktu yang menampakkan fajarnya kecuali ia berkata: ‘Wahai anak Adam, aku adalah harimu yang baru yang akan menjadi saksi atas amal perbuatanmu. Maka carilah bekal dariku sebanyak-banyaknya, karena jika aku telah berlalu maka aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat”
“Aku sangat terpukul oleh satu kalimat yang pernah kudengar dari al-Hajjaj, ketika ia berkhutbah di atas mimbar ini. Sesungguhnya ‘sesaat’ dari umur seseorang yang telah hilang dan atau sirna untuk sesuatu di luar hakikat manusia diciptakan, maka pantas jika ‘sesaat’ itu menjadi penyesalan seumur hidupnya hingga hari Kiamat tiba.”
"Saya mendapati orang-orang yang memberikan perhatian lebih terhadap waktu daripada terhadap dinar dan dirham. Karena waktu adalah harta yang tak ternilai, ia tak dapat dibeli oleh apapun. Maka ketika seseorang memiliki waktu hendaknya ia pergunakan sebaik-baiknya. Karena selamat atau celaka dirinya bergantung bagaimana ia memanfaatkan waktunya."
"Diantara tanda berpalingnya Allah Subhanahu Wata'ala dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak bermanfaat baginya."
Benar-benar ada, dahulu seorang lelaki yang memilih waktu tertentu untuk menyendiri, menunaikan shalat dan menasehati keluarganya pada waktu itu, lalu dia berpesan: "Jika ada orang yang mencariku, katakanlah kepadanya bahwa dia sedang ada keperluan."
“Ingatlah! Sisa umur yang tersisa bagimu di dunia tak ternilai harganya dan tak dapat tergantikan dengan yang lain. Dunia dan seisinya tak akan mampu menyamai nilai satu hari yang tersisa dari usiamu. Maka, jangan engkau tukar sisa usiamu yang sangat bernilai dengan kenikmatan dunia yang hina. Koreksilah dirimu setiap harinya, waspadalah atas kenikmatan dunia, jangan sampai engkau menyesal ketika telah datang ajal kematianmu. Semoga nasehat ini bermanfaat bagi kita dan Allah berikan kita akhir hidup yang baik”
Genrerating Link.... 15 seconds.
Your Link is Ready.