Iklan

Serba Serbi Penulisan Mushaf

Al-qurán terbesar

Penulisan mushaf Al-Qur'an, adalah salah satu faktor yang menyebabkan seni kaligrafi mendapatkan tempat yang tinggi dalam agama Islam. bukan saja sebagai seni, tetapi sudah merupakan bagian dari agama. 

Menulis mushaf Al Qur'an secara lengkap adalah sebuah pekerjaan besar yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, waktu dan tenaga. Meskipun demikian, ternyata hampir semua kaligrafer pernah menulis mushaf Al Qur'an walaupun sekali. 

Berikut ini adalah beberapa hal menarik terkait penulisan mushaf, mulai dari madzhab Yaqut, madzhab Syekh Hamdullah, para kaligrafer yang menulis mushaf dengan jumlah yang mencengangkan, sampai penulisan mushaf dengan cara cara yang tidak biasa.

Penulisan mushaf setidaknya bisa dbagi dalam tiga perjalanan (marhalah) :

  1. Marhalah pertama,  penulisan mushaf di awal islam. Khat yang digunakan adalah khat Kufi Mushaf yang tidak bertitik dan tidak berharokat.
  2. Marhalah kedua, penulisan mushaf di zaman Abbasiyah. Khat yang digunakan adalah khat layyinah, pengembangan dari khat Kuufi yang lebih luwes. Marhalah ini adalah marhalah Baghdadi, metodenya disebut uslub Yaquti
  3. Marhalah ketiga adalah penulisan mushaf di zaman Turki Usmani. Khat yang digunakan adalah khat naskhi sebagai tulisan utama. Marhalah ini masih berlangsung sampai sekarang, merupakan standar penulisan mushaf modern

Metode Yaquti

Penulisan mushaf, pada masa awal awal Islam, menggunakan tulisan Kufi Mushaf yang memiliki karakter huruf huruf kaku bersudut dengan bentuk yang panjang panjang. Ada bentuk memutar dan melengkung tetapi sedikit. Tanpa titik dan tanpa harokat.


Mushaf yang dikaitkan kepada Abul Aswad Ad-Duali


Perkembangan selanjutnya, pada masa Daulah Abbasiyah, penulisan mushaf mulai menggunakan tulisan yang memiliki karakter luwes dengan huruf huruf lengkung dan memutar. Dikenal dengan khat layyinah dengan enam jenis tulisan yang disebut (al aqlam assittah : muhaqqaq, rayhani,  tsuluts, naskh, raqa' dan tauqi'). Para pelopornya antara lain Ibnu Muqlah, Ibnu Bawwab dan Yaqut al Musta'shimi.

Diantara mereka, Yaqut adalah yang paling menakjubkan karena diduga ia telah menulis 1001 mushaf. Pada masanya, mushaf ditulis dengan menekankan pada keindahan seni tulis dan seni ornamennya.

Diantara metode penuisan mushaf pada masanya adalah : mushaf ditulis dengan berbagai jenis khat dalam satu halaman. Artinya, dalam satu halaman, anda akan dapati tulisan khat naskhi, muhaqqaq, rayhani, dan lain lain.  Metode ini disebut uslub Baghdadi atau uslub Yaquti. 

Metode Usmani (Thariqah Hamdiyah) 

Metode ini masih diikuti pada masa modern sekarang, dan menjadi standar penulisan mushaf. 
Metode penulisan mushaf ala Turki usmani dimulai oleh Hamdullah Al Amasy, dilanjutkan dan dikembangkan oleh Darwisy Ali , Hafidz Usman dll.



Perbandingan mushaf lama dan mushaf masa kini


Metode penulisan mushaf ala Turki Usmani, mengikuti ketentuan sebagai berikut : 
  1. Lebih mementingkan kejelasan tulisan, sehingga mushaf  mudah dibaca
  2. Menggunakan khat naskh sebagai khat utama. Karena khat Naskhi adalah khat yang indah dan mudah dibaca.
  3. Pembagian halaman dan baris, ditekankan pada kemudahan khataman dan hafalan
  4. Baris baris tulisannya selalu mengambil jumlah ganjil. Bisa 11 baris, 13, 15, 17 dalam satu halaman.

Peranan Para Bangsawan Dalam Penulisan Mushaf


Gerakan penulisan mushaf secara besar besaran, dimulai pada masa Sultan Muhammad Al Fatih yang memberikan dorongan dan insentif bagi penulisan mushaf, yang menyebabkan para kaligrafer akhirnya berlomba lomba menulis mushaf. 

Banyak para kaligrafer yang akhirnya terlibat, antara lain syeikh Hamdullah al Amasy, Ahmad Karahisari, dan Abdullah Qarmi. Hebatnya, para Sultan dan bangsawan juga turut belajar kaligrafi dan ikut turun tangan dalam penulisan mushaf.  Berikut ini adalah beberapa contoh bangsawan yang pernah menulis mushaf : 
  1. Putra dari Sultan Muhamad, Sultan Bayazid II diketahui memiliki lembaran lembaran tulisan mushaf, meski tidak diketahui beliau pernah menulis mushaf utuh. 
  2. Anak Bayazid II, Amir Karkut, adalah murid Syeikh Hamdullah dan pernah menulis satu mushaf.
  3. Sultan Ahmad III (w. 1142 H) telah berhasil menulis 4 buah mushaf
  4. Sultan Mahmud II pernah menulis 2 buah mushaf dengan khat Naskhi
  5. Durroh Hanim, ibunda Sultan Mahmud II juga berhasil menyelesaikan satu mushaf.
  6. Menteri Farhad Basya (w. 982) yang dikenal dengan gelarnya As-Shodru al A'dzom juga menulis satu buah mushaf

Gerakan penulisan mushaf pada masa Turki usmani, karena belum ada percetakan maka tenaga para khattat dikerahkan oleg para sultan untuk menulis mushaf. Mushaf mushaf itu diwakafkan ke masjidil haram, masjid masjid, sekolah sekolah. Misalnya mushaf tulisan al hafidz Muhammad Amin Rusydi yang dipesan oleh istri Sultan Mahmud Khan untuk diwakafkan ke makam Junaid Al Baghdadi.

Mushaf untuk masjidil haram dan masjidil aqsha ditulis dengan lebih Indah, diberi hiasan emas dan diberi sampul yang sangat kuat.

Tradisi menghadiahkan mushaf oleh para kaligrafer kepada sultan sultan Turki Usmani yang baru diangkat, juga tradisi para Sultan untuk menghadiahkan mushaf kepada pemimpin Negara Negara lain, adalah salah satu pendorong banyaknya penulisan mushaf. Misalnya Syukr Zadah Afandi menghadiahkan mushaf kepada Sultan Mahmud I ketika baru menduduki tahta.

Para kaligrafer yang banyak menulis mushaf :

  • Yaqut al Musta'shimi, banyak sekali menulis mushaf. Diduga jumlah mushaf yang sudah ditulisnya berjumlah 1001 mushaf. 
  • Kaligrafer Jamsyir Hafidz Sholeh (w. 1236) telah menulis 454 mushaf
  • Kaligrafer Ramdhan bin Ismail (w. 1091) telah menulis 400 mushaf
  • Kaligrafer Ahmad Naili (w. 1229) telah menulis 121 mushaf
  • Muhyiddin Jalaluddin Zadah menulis 97 mushaf
  • Rajab bin Musthafa Khalifah (958) menulis 93 mushaf
  • Husamuddin Khalifah (950) menulis 89 mushaf
  • Darwisy Ali yang dijuluki as syeikh as tsani (1086) menulis 88 mushaf
  • Ibrahim Tohir bin Musthofa bin Ibrahim (w.  1167) telah menulis 70 mushaf
  • Syekh Hamdullah Al Amasy menulis 44 mushaf
  • Ismail Afandi Khalifah (1118) menulis 44 mushaf
  • Kaligrafer Umar Ar-Rassam (w. 1130) telah menulis 30 mushaf
  • Hafidz Usman yang digelari as syeikh as tsalits menulis 25 mushaf
  • Sayyid Abdullah Affandi (w. 1144)telah menulis 24 mushaf
  • Ahmad Affandi Qazanji Zadah (1116) menulis 19 mushaf
  • Kaligrafer Umar vin Ismail (w. 1097) telah menulis 10 mushaf

Itu hanya beberapa contoh saja. Belum semuanya. 

Adapun faktor faktor yang menyebabkan mereka menempuh kesulitan untuk menulis sekian banyak mushaf adalah :
  • Faktor religius, merasa terhormat karena bisa menuliskan huruf huruf indah untuk Al-Quran dan mengharapkan pahala dari Allah SWT. 
  • Faktor ekonomi, ada kemungkinan para kaligrafer itu menjadikan penulisan mushaf sebagai mata pencaharian. Mereka menulis berdasarkan pesanan. 
  • Adanya dorongan dan insentif dari penguasa. 
  • Faktor tekhnologi, karena pada masa itu menyalin (menulis ulang ) adalah satu satunya jalan untuk memperbanyak dokumen. 

Ada sejumlah kaligrafer yang sedikit menulis mushaf,  bahkan tidak sama sekali. Diantara mereka adalah :
  • Musthafa Raqim,  meskipun tulisannya Indah tak tertandingi tetapi beliau tidak pernah menyelesaikan satu mushaf pun
  • Hasyim Muhammad Al Baghdadi. Beliau terlibat dalam beberapa proyek penulisan Al-Quran sebagai pengawas, bukan penulis. Beliau bercita cita menulis mushaf tetapi tidak terwujud sampai meninggal. 
  • Kaligrafer Mahmud Jalaluddin hanya menulis satu mushaf
  • Kaligrafer Muhammad Syauqi juga hanya menulis satu mushaf
  • Kaligrafer Ahmad Kamil Akdik juga hanya menulis satu mushaf
  • Abdullah Zuhdi menulis dua mushaf
  • Muhammad Syafiq juga menulis dua mushaf

Menulis tiga mushaf, adalah rata rata yang dicapai oleh banyak kaligrafer.

Menulis Mushaf Diatas Kulit Telur


Salah satu usaha penulisan mushaf yang "aneh, unik dan tidak biasa" adalah penulisan mushaf diatas kulit telur. Butuh kesabaran tingkat tinggi, dan ketelatenan. Seperti yang dilakukan oleh seorang kaligrafer tua dari Saudi Arabia ini. Ia menulis mushaf lengkap dalam 6 butir telur.



Menulis mushaf dengan darah


Kaligrafer Abbas Al-Baghdadi dipaksa menulis mushaf Al-Qur'an dengan darah oleh Presiden Iraq Saddam Hussein. Darah yang digunakan adalah darah Saddam Husein sendiri. Mushaf ini menghabiskan 7 galon darah (sekitar 27 liter). Sebelum digunakan darah itu sudah diberi obat pengencer. Abbas menulis mushaf itu selama 2 tahun, 16 jam sehari, dibawaha todongan senapan.


Kisahnya sudah kami tulis dalam artikel Abbas Al-baghdadi Dipaksa Menulis dengan darah

Mushaf Terbesar Dan Mushaf Terkecil


Menulis mushaf dengan ukuran besar, menjadi salah satu karya yang sering diusahakan oleh banyak kaligrafer. Motivasinya bermacam macam. Ada yang sekedar ingin tercatat sebagai rekor dunia. Ada yang niatnya agar mudah dibaca dalam shalat tarawih 30 juz. Di Indonesia, karya karya mushaf terbesar ada banyak. Masjid masjid besar seperti Masjid Semarang memiliki mushaf besar. Lalu manakah yang terbesar..? Catatan terakhir yang tercatat di Guiness Book adalah mushaf tulisan Muhammad Shobir Al Khudori Yaquti yang berada di Kabul.

Al-Quran Raksasa


Sedangkan mushaf yang terkecil, tidak terlalu banyak penulisnya. faktornya adalah tingkat kesulitan penulisannya yang tinggi. Menulis mushaf raksasa, lebih mudah dibandingkan menulis mushaf mini. Yang saya maksud adalah mushaf mini asli tulisan tangan. kalau mushaf mini hasil cetak, tentu banyak. Termasuk yang saya temukan di laci meja ayah saya.


Peninggalan mushaf terkecil yang asli tulisan tangan ditemukan di Yaman. Mushaf ini merupakan yang paling kecil dan paling tua menurut konfirmasi dari Pusat Manuskrip Yaman. Usianya kurang lebih 300 tahun (kembali ke tahun 1100 H). Panjangnya 1,4 cm. Dan lebarnya 1 cm.


Mushaf Al Qur'an berasal dari Afrika Utara. 
Menggunakan khat kufi, diperkirakan berasal dari era ke khalifahan Al Ma'mun




Sebuah halaman mushaf dengan khat Andalus (khat magribi). 
Diperkirakan berasal dari abad 12 M



Mushaf Dinasty Ming

Mushaf Al-Qur'an dari masa Dinasty Ming China (Abad 18 M)




Mushaf dari Iran ini diperkirakan berasal dari abad 11 H.
Menggunakan khat kufi lama yang sangat indah




Mushaf Al Qur'an dengan khat Maghribi




Mushaf koleksi perpustakaan Bin Yusuf Maroko. Diperkirakan berasal dari abad 13 M




Mushaf dengan khat Andalus dari abad 13 H
kertas berwarna pink dibuat di kota Jativa.


Terima Kasih


All Artworks are properties of their respective owners
If you own the copyright to these files / images and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.


Sumber : 
  1. guity-novin.blogspot.co.id
  2. Buku buku dan majalah 

Article Top Ads

Central Ads Article 1

Middle Ads Article 2

Article Bottom Ads