Hakeem Olajuwon: Pemain Basket yang Wakaf Masjid
Selama karirnya Hakeem Olajuwon menghasilkan total sekitar $110 juta (setara Rp. 1,5 Triliun), dan digunakan membuat skema investasi real estat dengan menghindari riba. Hal ini membuat kekayaannya membawa keberkahan
oleh: Asih Subagyo
Hidayatullah.com | MEMANG belum ada pernyataan resmi bahwa Islamic Dawah Center di kota Houston itu adalah wakaf dari Legenda Bola Basket Amerika bernama Hakeem Olajuwon. Akan tetapi jika melihat statemenya sebagaimana dikutip dari laman resmi Islamic Dawah Center, mengarah ke sana.
“Dengan senang hati saya menyambut Anda di tengara bersejarah ini di kota besar Houston. Pada tahun 1994, saya membeli gedung ini dengan visi mengubahnya menjadi sesuatu yang melengkapi keindahan dan keanggunannya. Hal pertama yang saya bayangkan adalah tempat yang damai di mana ibadah, pembelajaran, dan refleksi berkembang. Saya membayangkan sebuah ruang unik di mana arsitektur besar dan spiritualitas halus merangkul membawa jiwa setiap pengunjung dalam perjalanan yang indah ke dunia keseimbangan dan ketenangan. Pada tahun 2002, mimpi itu menjadi kenyataan, dan Pusat Dakwah Islam membuka pintunya untuk melayani komunitas kami. Saya berharap dapat melihat Anda di sini, dan saya berharap Anda mendapatkan kunjungan yang mencerahkan – baik untuk doa, pendidikan, atau hanya untuk sedikit inspirasi”. Terlihat jelas bahwa niat awal Olajuwon itu memang untuk memberikan fasilitas Islamic Center di kota Houston dimana dia berkarir dalam bermain bola basket professional,” demikian kutipan resminya.
Menurut houston.culturemap.com, gedung ini dibangun oleh Gubernur Texas Ross Sterling sebagai Houston National Bank pada tahun 1928. Ini mereupakan salah satu Federal Reserve Bank.
Bangunan ini merupakan salah satu dari empat bank yang dibangun di sudut jalan Main dan Franklin di pusat kota Houston; hanya tiga dari bangunan ini yang berdiri saat ini. Sterling sendiri adalah pendiri dan presiden dari Humble Oil and Refining Company, yang akhirnya menjadi Exxon Mobile.
Dari tahun 1933 sampai 1946, dia menjadi presiden Sterling Oil and Refining Company dan ketua dari Houston National Bank.
Sebagaimana penjelasan di atas, bangunan neoklasik yang megah di pusat kota ini dibeli oleh Hakeem Olajuwon pada tahun 1994. Olajuwon mempertahankan warisan arsitektur dan desainnya, termasuk interior kubah daun emas yang spektakuler dari struktur dan eksterior bertiang batu kapur dan marmer yang mengesankan.
Oleh Olajuwon bangunan ini di ubah menjadi masjid dan Islamic Dawah Center yang saat ini menampilkan eksplorasi sejarah dan budaya Islam, mempromosikan pemahaman dalam keragaman dan mendorong dialog konstruktif dengan orang-orang dari agama lain.
Masjidnya dinamakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang bercita-cita untuk memberi umat Islam layanan dasar, memungkinkan mereka mempraktikkan Islam dalam kehidupan. Masjid dibuka setiap hari, menyediakan berbagai layanan bagi Muslim yang bekerja di pusat kota Houston dan sekitarnya.
Masjid juga menerima pengunjung non-Muslim yang ingin belajar tentang agama Islam. Ruang bawah tanah bekas bank sekarang menjadi perpustakaan dan menampung buku serta teks-teks Islam yang beragam.
Aula marmernya bergema dengan bacaan Al-Qur’an dan tidak sedikit jama’ah yang melakukan setoran bacaan dan hafalan. Semua orang diterima di sini, apakah minatnya murni tentang pelestarian arsitektur dan desain masa lalu, atau ingin belajar lebih banyak tentang Islam, atau datang ke sini untuk bergabung dengan orang lain dalam ibadah (sholat berjama’ah dan pengajian).
Setelah bertahun-tahun tempat ini mengalami renovasi besar-besaran, sejak dibeli Olajuwon tahun 1994., Tahun 2002, gedung ini akhirnya dibuka untuk umum dengan nama Islamic Dawah Center (Pusat Dakwah Islam).
Sholat pertama dilaksanakan pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan, 29 November 2002. Hal ini merupakan titik balik yang luar biasa dalam sejarah Islam di Houston.
Pusat Dakwah Islam yang menampung jama’ah masjid pertama di pusat kota Houston. Gedung ini juga merupakan pusat dakwah pertama yang didedikasikan untuk dakwah Islam di Houston.
Mengenal Hakeem Olajuwon
Menurut wikipedia, Hakeem Abdul Olajuwon — lahir dengan nama Akeem Abdul Olajuwon — (lahir 21 Januari 1963) adalah seorang mantan pemain bola basket dari tim Houston Rockets pada kompetisi NBA. Dengan tinggi 2.13 m, Hakeem termasuk dalam lima pemain tengah legendaris NBA, bersama dengan Bill Russell, Wilt Chamberlain, Kareem Abdul-Jabbar, dan Shaquille O’Neal.
Hakeem berasal dari Nigeria. Ia ke Amerika hanya dibekali sebuah mimpi dan sebuah cita-cita yang luar biasa untuk mempelajari Game of Basketball. Diberkahi dengan tangan yang kuat, keseimbangan dan footwork sempurna yang diperolehnya dari permainan sepak bola dan handball semasa kecil.
Permainan terbaik “Hakeem the Dream” selama kariernya saat memperkuat Houston Rockets, Texas, Kota yang menjadi rumah baginya. Ia bersama rekan setim Clyde Drexler (Basketball Hall of Famer) saat di University of Houston yang mana mereka (the Phi Slama Jama) merajalela dan mendominasi College Basketball di Amerika.
Olajuwon membawa University of Houston 3 kali berturut-turut tampil pada Final Four dari tahun 1982-1984 dan dianugerahi the Most Outstanding Player Pada tahun 1983. Ia memimpin Houston Rockets menjuarai NBA secara beruntun pada tahun 1994 dan 1995.
Olajuwon pemegang NBA Record pada blocked shots (3,830), dan ia satu-satunya pemain yang mencetak rekor lebih dari 3.000 blocked shots dan 2.000 steals dalam kariernya. Dan lagi peraih NBA Most Valuable Player tahun 1994 mencatat rekor 26,946 poin dan 13,748 rebound selama karier profesionalnya.
Pada tahun 2008, ia dilantik sebagai anggota The Basketball Hall of Fame, dan pada tahun 2016 sebagai anggota the FIBA Hall of Fame. Hakeem Olajuwon the Dream dianggap sebagai salah satu the greatest center dalam sejarah bola basket.
Orangtuanya merupakan pengusaha semen. Semasa tinggal di Lagos, ia tidak pernah mendapatkan pendidikan agama dari kedua orangtuanya.
Keluarganya tinggal di lingkungan yang sebagian besar warganya adalah Muslim. Selepas menamatkan pendidikan sekolah menegah atas (SMA), ia memutuskan hijrah ke Amerika Serikat (AS) guna melanjutkan pendidikan di Universitas Houston.
Saat berkuliah di Universitas Houston, ia bergabung dalam tim bola basket kampus tersebut, dan berhasil membawa perguruan tinggi itu menjuarai pertandingan antar kampus di Amerika Serikat sebanyak dua kali. Seperti halnya saat tinggal di Lagos, ketika tinggal di Houston pun Olajuwon selalu berdekatan dengan masjid.
Bahkan, ketika datang pertama kali ke negeri Paman sam ini, suara adzan dari masjid pula yang membuatnya jatuh cinta. Sejak saat itu, ia pun selalu menyempatkan datang ke berbagai seminar dan pengajian di sela waktu sibuknya sebagai pemain NBA itu. Semua itu ia lakukan untuk mempelajari Islam secara lebih mendalam.
Setelah pensiun dari pemain basket, Olajuwon menggeluti dunia real estate. Hingga saat ini kekayaan bersih Hakeem Olajuwon sekitar $300 juta (Rp. 4,3 triliun) dan ini bukan hanya dari bola basket, tetapi dari bisnisnya juga.
Gaji Hakeem Olajuwon adalah yang tertinggi di musim 2000-2001 ketika ia menghasilkan $16,7 juta dari Houston Rockets menurut catatan Forbes. Itu sama dengan menghasilkan sekitar $27 juta dalam dolar hari ini.
Selama karirnya, Hakeem Olajuwon, dia menghasilkan total sekitar $110 juta (setara Rp. 1,5 Triliun), dan dari sinilah yang dia gunakan untuk membuat skema investasi real estat yang kemudian memberinya keuntungan besar. Dan Olajuwon dalam jual beli real estate nya sangat berhati-hati dan menghindari riba.
Sehingga semua transaksinya di bayar secara tunai (cash). Sebuah bentuk kesungguhan Olajuwon dalam menjalankan syariat Islam, sehingga kekayaannya membawa keberkahan hidupnya. Wallahu a’lam.*
Pembina Baitul Wakaf, www.baitulwakaf.com
Rep: Admin Hidcom
Editor: Bambang S