Makna Idul Fitri dan Penjelasannya
Bagi Umat Islam di Indonesia, hari raya Idul Fitri menjadi hari yang begitu istimewa. Perayaan Idul Fitri merupakan bentuk ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah berhasil menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Selain itu, Hari raya Idul Fitri juga menjadi momen penting bagi keluarga muslim untuk berkumpul kembali bersama keluarga atau sanak saudara yang terpisah karena pekerjaan, pernikahan atau lainnya. Tidak heran, di Indonesia dikenal istilah mudik atau pulang ke kampung halaman. Biasanya, dua minggu atau seminggu menjelang Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya Idul Fitri ini.
Istilah Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu 'iid ( عيد ) dan fithr ( فطر ). Dalam bahasa Arab, Kata Id berasal dari akar kata 'aada – ya'uudu ( عاد - يعود) yang berarti kembali, sedangkan fitri memiliki dua makna, bisa berarti berbuka puasa (makan) dan bisa juga berarti suci.
1. Mengenai kata fithri yang berarti buka puasa, hal ini berdasarkan pada makna kata ifthar, yang merupakan sighat mashdar dari afthara - yufthiru (أفطر - يُفْطِرُ) yang berarti buka puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Dari Anas bin Malik RA ia berkata: "Tidak sekalipun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fithri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya" (dalam riwayat lain Nabi SAW makan kurma dalam jumlah ganjil)" (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain juga disebutkan:
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban." (HR. Ibnu Majah)
Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa hari raya Idul Fitri merupakan hari dimana kita kembali berbuka atau makan setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Bahkan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri kita juga disunnahkan untuk makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri merupakan waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.
Baca juga: 7 Amalan Sunnah Pada Hari Raya Idul Fitri
Baca juga: 7 Amalan Sunnah Pada Hari Raya Idul Fitri
2. Sedangkan kata Fitri yang berarti suci atau bersih dari segala dosa sebagaimana bayi yang baru lahir, hal ini berdasar pada makna kata fithr yang berasal dari akar kata fathara-yafthiru (فطر - يفطِرُ) yang berarti suci, bersih.
Dasar pendapat ini juga sebagaimana makna yang terkandung dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:
"Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi" (HR. Bukhari)
Makna fitri yang berarti suci atau bersih dari dosa ini juga sejalan dengan keutamaan yang diraih seseorang setelah menjalankan ibadah puasa. Dalam haditsnya yang terkenal Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'alaih).
Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa dengan berakhirnya kita menjalankan kewajiban ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka pada hari raya Idul Fitri kita telah kembali kepada keadaan suci, sehingga kita terbebas dari segala dosa yang telah terhapus karena kita telah menjalankan ibadah puasa dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT. Hal ini juga berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai dari kewajiban berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.
Dari penjelasan mengenai kedua makna fithri sebagaimana yang didasarkan pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, maka kedua pendapat di atas adalah benar adanya. Kedua makna tersebut tidak bertentangan sama sekali dan justru kedua makna tersebut saling melengkapi.
Artinya dapat dikatakan bahwa makna hari raya idul fitri adalah hari yang dianugerahkan oleh Allah kepada Umat Islam, dimana pada hari itu kita dikembalikan kepada fitrahnya menjadi suci dan bersih dari dosa karena mendapat ampunan dari Allah SWT, sekaligus Hari raya idul fitri juga merupakan hari bergembiranya Umat Islam dimana kita diperintahkan untuk makan dan minum (berbuka) sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
Mengenai bergembira pada perayaan hari raya, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abu Bakar RA pada saat hari raya Idul Fitri ketika ia sedang menghardik dua hamba sahaya perempuan yang mendendangkan syair di rumah Aisyah:
يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَإِنَّ الْيَوْمَ عِيْدُنَا
"Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita." (HR. Nasa’I)
Genrerating Link.... 15 seconds.
Your Link is Ready.