Iklan

Tafsir Al-Quran: Empat Cara Menghadapi Kaum Yahudi


Tafsir Al-Quran An-Najah kali ini mengungkap cara menghadapi kaum Yahudi dan Bani Israil, sebagaimana diungkap Al-Quran

Hidayatullah.com | Al-QURAN secara khusus banyak mengungkap tabiat keturunan Bani Israil dan kaum Yahudi. Bahkan termasuk cara menghadapi mereka.

Kali ini, tafsir Al-Quran An-Najah, akan membahas empat cara menghadapi kaum Yahudi, sesuai dengan surat Al-Baqarah 108-110.

أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْأَلُواْ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِن قَبْلُ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاء السَّبِيلِ ۞وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُواْ لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللّهِ إِنَّ اللّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير۞

“Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus. Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.  Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS: al-Baqarah 2 : 108-110).

Sebab turunnya ayat

Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Abu Ka’ab dan beberapa orang dari suku Quraisy yang berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ. “Buatkan bukit Shafa menjadi emas, untuk kami dan pancarkan sungai-sungai dari tanah ini, niscaya kami beriman kepadamu.”

Larangan banyak meminta

Ayat di atas adalah larangan untuk banyak meminta mukjizat dari Rasulullah ﷺ dengan maksud mempersulit dan membangkang sebagaimana yang dilakukan BANI Israil kepada Nabi Musa. Allah Subhanahu wa ta’ala  berfirman :

يَسْـَٔلُكَ اَهْلُ الْكِتٰبِ اَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتٰبًا مِّنَ السَّمَاۤءِ فَقَدْ سَاَلُوْا مُوْسٰٓى اَكْبَرَ مِنْ ذٰلِكَ فَقَالُوْٓا اَرِنَا اللّٰهَ جَهْرَةً فَاَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذٰلِكَ ۚ وَاٰتَيْنَا مُوْسٰى سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا

“(Orang-orang) Ahli Kitab meminta kepadamu (Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezalimannya. Kemudian mereka menyembah anak sapi, setelah mereka melihat bukti-bukti yang nyata, namun demikian Kami maafkan mereka, dan telah Kami berikan kepada Musa kekuasaan yang nyata.” (QS: an-Nisa 2 : 153).

Tetap saja mereka tidak beriman. Maka barang siapa yang mengingkari keimanan (tidak beriman) dengan kekafiran (menjadi kafir), maka sungguh orang tersebut telah sesat dari jalan yang lurus.

Ayat ini juga mengisyaratkan kepada Umat Islam agar jangan mengikuti jejak BANI Israil, terutama kaum Yahudi di dalam bermuamalat dengan Nabi mereka.

Kedengkian kaum Yahudi

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS: Al-Baqarah 2 : 109).

Sebab turunnya ayat di atas bahwa sejumlah orang Yahudi berkata kepada kaum muslimin sesudah kekalahan mereka dalam perang Uhud, “Lihatlah musibah yang menimpa kalian seandainya kalian berada di atas kebenaran, pasti kalian tidak akan menderita kekalahan. Karena itu kembalilah kepada agama kami, itu lebih baik bagi kalian.”

Banyak dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang berharap dapat memalingkan umat Islam dari ajaran agama mereka dan berharap mereka bisa kafir kembali. Hal itu mereka lakukan karena kedengkian dalam hati mereka terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan kenikmatan Islam yang dirasakan umat Islam.

Sebenarnya mereka ingin Nabi terakhir berasal dari kalangan Bani Israil, tetapi hal itu tidak terjadi. Dan mereka sebenarnya takut apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah sebuah kebenaran.

Bagaimana cara menghadapi mereka?

Jawabannya, pada ayat ini kaum muslimin diperintahkan untuk melakukan empat hal yaitu :

Cara menghadapi Yahudi yang pertama, memberikan maaf kepada mereka sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sebagian  ulama berpendapat bahwa ayat di atas sudah di-nasakh dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”  (QS: at-Taubah 9 : 29)

Jadi perintah untuk memberikan maaf dihapus dengan ayat-ayat pedang (untuk melawan mereka) bagi orang-orang musyrik.

Cara menghadapi Yahudi yang kedua, menegakkan shalat

Untuk memperkuat hubungan kaum muslimin dengan Allah. Karena kedekatan hubungan dengan Allah akan mempercepat pertolongan Allah kepada mereka.

Cara menghadapi Yahudi yang ketiga, membayar zakat

Untuk memperkuat hubungan antar umat Islam sekaligus berbuat baik kepada orang lain. Hal ini juga akan mempercepat pertolongan Allah terhadap kaum Muslimin.

Cara menghadapi Yahudi yang keempat, banyak berbuat kebaikan yang diperintahkan Allah dan hanya mengharap pertolongan dari Allah saja.

Tentu saja apa yang disampaikan Al-Quran ini adalah kunci umum dan palng utama. Selebihnya perlu penjabaran lebih khusus. Wallahu A’lam.*/Tafsir An-Najah, diasuh Dr Ahmad Zain An-Najah, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

Rep: Admin Hidcom
Editor: –





SUMBER BERITA

Article Top Ads

Central Ads Article 1

Middle Ads Article 2

Article Bottom Ads